Minggu, 06 Februari 2011

Sang Legenda yang redup

Ellyas Pical yang lahir pada tanggal 24 Maret 1960 di Saparua Ambon, ia lahir dari keluarga yang menentang anaknya untuk menggeluti dunia tinju. Pical telah menggeluti olahraga tinju sejak berusia 13 tahun, dengan berlatih sembunyi-sembunyi karena dilarang oleh kedua orangtuanya. Sebagai petinju amatir yang bermain di kelas terbang, ia kerap menjadi juara mulai dari tingkat kabupaten hingga kejuaraan Piala Presiden ke IV tahun 1981 dari tangal 26 hingga 31 januari 1981 di Istora Senayan. Dalam turnamen ke – IV ini, Ellyas pical terpilih sebagai petinju terbaik, sekaligus memperoleh piala bergilir Presiden Indonesia . Karir profesionalnya dimulai pada tahun 1983 dalam kelas bantam junior. Sejak itu, berturut-turut sederet prestasi tingkat dunia diraihnya, seperti juara OPBF setelah mengalahkan Hi-yung Chung asal Korea Selatan dengan kemenangan angka 12 ronde pada 19 Mei 1984 di Seoul, Korea Selatan. Atas kemenangan ini, Pical menjadi petinju profesional pertama Indonesia yang berhasil meraih gelar internasional di luar negeri.
Pukulan hook dan uppercut kirinya yang terkenal cepat dan keras itu, membawa Pical ke puncak popularitas. Oleh pers, pukulan tersebut dijuluki sebagai “The Exocet”, merujuk pada nama sebuah rudal milik Perancis yang digunakan oleh Inggris yang dalam Perang Malvinas yang berkecamuk pada masa jaya Pical saat itu.
Ellyas Pical ketika juara dunia kelas bantam yunior (55,3 kg) International Boxing Federation (IBF) 1985-1989, terbilang petinju terkaya. Ia telah bertanding 11 kali dalam perebutan gelar dunia, dan tiga kali meraih gelar dunia IBF. Promotor Boy Bolang memberikan honor tinggi 100.000 dolar AS untuk setiap kali Pical duel. Bahkan lawan Galaxy di unifikasi gelar IBF dan WBA, Bolang lebih "gila" lagi dengan memberi honor mantan juara Piala Presiden ini 150.000 dolar AS. Jika dihitung, kekayaan Pical mencapai 900 ribu dolar AS (kurs sekarang sekitar Rp 8 miliar). Dia merupakan petinju terkaya Indonesia, jauh lebih kaya dibanding Chris jhon. Namun sayang, Pical tak bisa mengelola uang dengan baik sehingga bangkrut pada hari tuanya. Terakhir, petinju itu bahkan bekerja sebagai tenaga keamanan (satpam) .
Kecintaannya terhadap dunia tinju membuatnya harus menggapai cita – cita nya dari kecil,dari yang mengharuskan ia berlatih sembunyi – sembunyi kemudian masuk sasana – sasana tinju tingkat daerah untuk mendapatkan pengalaman dari sana,sayangnya ia sama sekali tidak mementingkan dunia pendidikan sehingga ketika ia menduduki tingkat Sekolah dasar (SD) ia tidak lulus,seketika ia memfokuskan dirinya dalam dunia tinju. Sangat menarik ketika menekuni sepak terjang Ellyas Pical dalam perkembangan tinju Profesional di Indonesia serta perjalanan hidupnya sampai saat ini. Bagaimana ia menjadi inspirasi bagi petinju – petinju lain di Indonesia untuk menjadi petinju yang mengguncang dunia,serta mengapa dalam perjalanan kehidupannya ia mengalami keterpurukan