Selasa, 25 Januari 2011

Interaksionisme Simbolik

Interaksionisme simbolik merupakan cara pandang yang memperlakukan individu sebagai diri sendiri dan diri sosial. Teori ini lebih menekankan kepada individu. Teori ini mengandaikan suatu interaksi yang menggunakan bahasa, isyarat, dan berbagai simbol lain. Dari simbol-simbol ini tadi individu dapat mendefinisikan, mengintepretasikan, menganalisis, dan memperlakukan sesuai dengan kehendaknya.

Ada perpaduan yang khas antara kebebasan manusia dengan yang dicita-citakan dalam teori interaksionisme simbolis, dan batasan-batasan akan definisi orang lain mengenai diri kita.
Menurut George Herbert Mead, bahwa manusia merupakan makhluk yang paling rasional dan memiliki kesadaran akan dirinya. Di samping itu, George Herbert Mead juga menerima pandangan Darwin yang menyatakan bahwa dorongan biologis memberikan motivasi bagi perilaku atau tindakan manusia, dan dorongan-dorongan tersebut mempunyai sifat sosial. Di samping itu, George Herbert Mead juga sependapat dengan Darwin yang menyatakan bahwa komunikasi adalah merupakan ekspresi dari perasaan George Herbert Mead juga dipengaruhi oleh idealisme Hegel dan John Dewey. Gerakan adalah suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang dalam hubungannya dengan pihak lain. Sehubungan dengan ini, George Herbert Mead berpendapat bahwa manusia mempunyai kemampuan untuk menanggapi diri sendiri secara sadar, dan kemampuan tersebut memerlukan daya pikir tertentu, khususnya daya pikir reflektif. Namun, ada kalanya terjadi tindakan manusia dalam interaksi sosial munculnya reaksi secara spontan dan seolah-olah tidak melalui pemikiran dan hal ini biasa terjadi pada binatang.
Bahasa atau komunikasi melalui simbol-simbol adalah merupakan isyarat yang mempunyai arti khusus yang muncul terhadap individu lain yang memiliki ide yang sama dengan isyarat-isyarat dan simbol-simbol akan terjadi pemikiran (mind).
Manusia mampu membayangkan dirinya secara sadar tindakannya dari kacamata orang lain; hal ini menyebabkan manusia dapat membentuk perilakunya secara sengaja dengan maksud menghadirkan respon tertentu dari pihak lain.

Tiga tema konsep pemikiran George Herbert Mead yang mendasari interaksi simbolik antara lain:
1.Pentingnya makna bagi perilaku manusia
2.Pentingnya konsep mengenai diri
3.Hubungan antara individu dengan masyarakat.
Esensi interaksionisme simbolik adalah suatu aktivitas yang merupakan ciri khas manusia, yakni komunikasi atau pertukaran simbol yang diberi makna. Perspektif ini berupaya untuk memahami perilaku manusia dari sudut pandang subjek. Teori ini menyarankan bahwa perilaku manusia harus dilihat sebagai proses yang memungkinkan manusia membentuk dan mengatur perilaku mereka dengan mempertimbangkan ekspektasi orang lain yang menjadi mitra interaksi mereka. Manusia bertindak hanya berdasarkan definisi atau penafsiran mereka atas objek-objek di sekeliling mereka
Salah satu simbol yang bisa digunakan untuk berinteraksi adalah baliho; sejenis papan pengumuman yang berisi ajakan, himbauan, kepada masyarakat yang di pajang di tempat-tempat lalu lalang orang.

Banyak institusi yang menggunakan baliho ini untuk memberikan informasi kepada masyarakat. Salah satunya adalah partai politik. Sebagai sebuah institusi politik, partai perlu memperkenalkan wakilnya kepada masyarakat agar bisa menarik simpatisan untuk mengikuti partai tersebut.










B. PEMBAHASAN

Dalam komunikasi, rekayasa unsur pesan sangat tergantung pada siapa khalayak sasaran yang dituju, dan melalui media apa saja iklan tersebut dapat di sampaikan. Karena itu, untuk membuat komunikasi menjadi efektif, harus dipahami betul siapa khalayak sasaranya, secara kuantitatif maupun kualitatif.
Hal ini juga yang dilakukan oleh kebanyakan partai politik di Indonesia untuk memperkenalkan wakilnya kepada masyarakat. Berbagai macam media iklan digunakan. Salah satunya adalah baliho. Sebagai sebuah institusi, partai politik harus mengenalkan wakilnya kepada masyarakat agar di kenal dan kemudian masyarakat memilihnya sebagai wakilnya yang duduk di dewan perwakilan rakyat.

Dalam baliho tersebut terpampang foto sang wakil sebagai simbol yang mewakili sang wakil. Kemudian tulisan-tulisan yang memaknakan diri dari sang wakil yang di simbolkan dengan foto, seperti ‘jujur; peduli pada rakyat; adil; muda; pintar; sopan santun ’ dan lain sebaginya . Selain itu juga ditampilkan tulisan yang berisi ajakan untuk memilih, seperti ‘saya pilih mas Yudha No. 7’.

Dengan foto dan tulisan-tulisan tersebut, individu-individu secara tidak langsung akan memberikan intepretasi dari baliho yang dilihat. Makna yang disampaikan dalam baliho tersebut di tangkap oleh individu dan kemudian memberikan arti dari makna tersebut. Masing-masing individu akan menangkap makna yang berbeda dari apa yang dilihatnya. Tergantung pada pengalaman yang penah mereka lalui.











Daftar Pustaka

Suprapto, Riyadi. Interaksionisme Simbolik, Perspektif Sosiologi Modern. 2002. Pustaka Pelajar: Yogyakarta
FX. Widyatmoko, Sutrisno. Irama Visual, Dari Toekang Reklame Sampai Komunikator Visual. 2007. Jala Sutra: Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar